-->

Gus tf Sakai (1965--...): Sastrawan dari Fakultas Peternakan

            Gus tf Sakai lahir pada 13 Agustus 1965 dari pasangan Bustaman-- Ranjuna. Pendidikan SD (1979), SMP (1982), dan SMA (1985) diselesaikan di kota kelahirannya, Payakumbuh (Sumatra Barat). Lalu pindah ke Padang, me-lanjutkan ke Fakultas Peternakan Universitas Andalas (lulus 1994). Sebelum lulus, tepatnya pada 1990, ia menikahi Zurniati, gadis rekan beda fakultas (Pertanian). Kini dikaruniai tiga anak (1 putra dan 2 putri): Abyad Barokah Bodi, Khanza Jamalina Bodi, dan Kuntum Faiha Bodi.
          Masa kanak-kanaknya dilalui seperti halnya anak-anak lain di kampungnya. Bedanya, ia punya hobi lain: gemar menggambar. Maka, ketika SD, di samping tetap senang bermain bola dan bela diri, kegemaran membaca dan menulis cepat berkembang. Hanya, tulisan-tulisannya (puisi, cerpen, dan esai) masih "mendekam" di buku harian dan belum berani ia publikasikan. Baru ketika cerpennya "Usaha Kesehatan di Sekolahku" memperoleh hadiah I sayembara menulis cerpen Kantor Depdikbud Kotamadya Payakumbuh 1979 --saat itu kelas 6 SD-- ia mulai melempar tulisannya ke sejumlah media cetak.
            Selanjutnya, saat SMP--SMA, puisi dan cerpennya terus mengalir, beberapa darinya muncul di koran Singgalang (Padang) dan majalah Hai (Jakarta). Sejak pindah ke Padang (setamat SMA, 1985) --dan memutuskan ingin hidup dari menulis-- ia kian produktif. Tak hanya puisi dan cerpen, tapi juga esai, artikel, novelet, dan novel. Hingga kini, walau sejak 1996 ia beserta keluarga kembali ke kam-pungnya (Payakumbuh), sekian banyak lomba terus ia ikuti, sejumlah media (Kompas, Suara Pembaruan, Republika, Horison, Singgalang, Haluan, Pelita, Femina, Gadis, Matra, Estafet, Tiara, Anita, Kartini, Sarinah, Kalam) terus ia tembus, dan beberapa penerbit (Balai Pustaka, Gramedia, Grasindo, Kompas) telah bersedia menerbitkan buku-bukunya (puisi, cerpen, novel).
            Dua buku puisinya yang telah terbit: Sangkar Daging (Grasindo, 1997) dan Daging Akar (Kompas, 2005). Empat kumpulan cerpen-nya yang terbit: Istana Ketirisan (Balai Pustaka, 1996), Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999), Laba-Laba (2003), dan Perantau (Gra-media, 2007). Tiga novel-(remaja)-nya yang terbit: Segi Empat Patah Sisi (Gramedia, 1990), Segitiga Lepas Kaki (Gramedia, 1991), dan Ben (Gramedia, 1992). Tiga novel-(dewasa, serius)-nya yang terbit: Tambo: Sebuah Per-temuan (2000), Tiga Cinta, Ibu (2002), dan Ular Ke-empat (Kompas, 2005). Dan dalam tulisan serta buku-bukunya, ia konsisten menggunakan nama Gus tf untuk puisi dan Gus tf Sakai untuk prosa. Nama aslinya adalah Gustafrizal.
            Selain hadiah yang diperoleh saat SD (1979) atas cerpennya "Usaha Kesehatan di Sekolahku", sejak 1985 hingga kini, pengarang yang pernah bergabung dengan Kelompok Pengarang Remaja Gramedia ini telah mengan-tongi 36 hadiah dan 4 penghargaan. Pada 1985, cerpennya "Kisah Pinokio dan Cinderella" memperoleh hadiah ke-2 sayembara mengarang majalah Anita. Pada 1986, cerpennya "Nenek" dan noveletnya "Ngidam" mendapat hadiah ketiga dan pertama sayembara mengarang ma-jalah Kartini. Pada 1987 cerpennya "Tiga Pucuk Surat buat Muhammad" juga menjadi pemenang harapan sayembara majalah Tiara.
            Pada 1988 ia memperoleh dua hadiah. Cerpennya "Gun" menjadi pemenang ketiga sayembara mengarang majalah Estafet dan noveletnya "Buram Berlatar Suram" memper-oleh hadiah kedua sayembara majalah Kartini. Tiga hadiah kembali ia peroleh pada 1989. Majalah Anita kembali menobatkan noveletnya "Dutch Doll" sebagai pemenang ke-2. Semen-tara, dua puisinya, "Didaktisisme Catur Lima Episode" dan "Menunggu", menjadi pemenang I dan harapan I pada sayembara penulisan puisi oleh Direktorat Kesenian Ditjen Kebudayaan Depdikbud.
            Dua buah puisinya, "Tentang Tuan Rumah dan Tamu yang Dibunuhnya" dan "Bola Salju", menyabet hadiah pada 1990. Yang pertama pada sayembara penulisan puisi Sang-gar Minum Kopi (Bali) dan yang kedua pada sayembara penulisan puisi Iqranidya Club Cilacap (Jawa Tengah). Pada 1991 ia mem-borong 4 hadiah. Cerpen "Urban" mendapat hadiah dari Suara Merdeka; cerpen "Sebuah Lembah Setelah Lebah Pindah" mendapat hadiah dari Bali Post; novelet "Ben" mendapat hadiah pertama majalah Gadis; dan novelet "Lembah Berkabut" memperoleh hadiah ketiga majalah Kartini. Pada 1992 Sanggar Minum Kopi (Bali) kembali memberi hadiah atas puisinya "Aforisme Anggur" dan "Perkawinan Mawar" dan ini diulang pada 1993 atas puisinya "Tak Pernah Kubutuh Sebuah Telepon". Pada 1993 ini ia juga menerima hadiah dari Panitia Pekan Budaya Minangkabau atas esainya "Asketik, Holistik, Paradigma Modernity".
            Dua buah puisinya, "Daun yang Baik" dan "Seseorang dalam Lorong Bernama Za-man", memperoleh hadiah pada 1994. Yang pertama oleh Bulletin Sastra Budaya Kreatif (Batu) dan yang kedua oleh Yayasan Teraju (Sumbar). Pada 1995 ia kosong, tak mendapat hadiah. Barulah pada 1996 ia mendapat hadiah harapan dari majalah Matra atas cerpennya "Tak Ada Topeng dalam Diary" dan dari Pusat Bahasa atas esainya "Bentuk Budaya dalam Masyarakat Multietnik".  Sementara, pada 1997 ia juga kosong, baru pada 1998 noveletnya "Jilid Laki-Laki untuk Ibu" mendapat hadiah dari Femina.
            Tahun 1999 agaknya menjadi tahun terbaik baginya: 5 hadiah berhasil dikan-tonginya. Dewan Kesenian Jakarta memberi dua hadiah atas cerpennya "Lukisan Tua, Kota Lama, Lirih Tangis Setiap Senja" dan "Sungguh Hidup Begitu Indah". Sementara, panitia lomba puisi perdamaian Art and Peace memberi hadiah atas puisinya "Peristiwa Menanam"; Pusat Kajian Humaniora Universitas Negeri Padang memberi hadiah atas cerpennya "Kupu-Kupu"; dan cerpennya "Ulat dalam Sepatu" terpilih sebagai Cerpen Pilihan Kompas, lalu masuk dalam buku Derabat (1999). Pada tahun 2000, Kompas kembali memberi hadiah atas cerpennya "Laba-Laba" yang kemudian masuk dalam buku Dua Tengkorak Kepala (2000), dan Pusat Kajian Humaniora Universitas Negeri Padang pun kembali memberi hadiah atas cerpennya "Karena Kita Tak Bersuku".
            Setelah tahun 2000, nama Gus tf kian berkibar. Selain menerima 5 hadiah, juga menerima 5 penghargaan. Cerpen "Upit" terpilih sebagai Cerpen Pilihan Kompas 2001; cerpen "Gambar Bertuliskan 'Kereta Lebaran'" terpilih sebagai Cerpen Pilihan Kompas 2002; dan cerpen "Belatung" terpilih sebagai Cerpen Pilihan Kompas yang lalu masuk dalam buku Jl. Asmaradana (2005). Cerpen "Belatung" ini kemudian dimuat dalam buku terbarunya Pe-rantau (2007). Sedang novel remajanya "Garis Lurus, Putus" mendapat hadiah dari Mizan 2002 dan novel "Ular Keempat" memperoleh hadiah harapan pada sayembara mengarang novel DKJ 2003. Sebelum dibu-kukan (2005), Ular Keempat dimuat sebagai cerbung di Media Indonesia awal 2005.
            Sementara, penghargaan yang diterima ialah (1) Penghargaan Sastra Lontar dari Yaya-san Lontar untuk kumpulan cerpen Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta 2001, (2) Anugerah Sastra dari Fakultas Sastra Univer-sitas Andalas Padang 2002, (3) Penghargaan Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa atas kumpulan cerpen Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta 2002; (4) Penghargaan SIH Award dari Jurnal Puisi atas puisinya "Susi, 2000 M" 2002, dan (5) Penghargaan SEA Write Award 2004 dari Kerajaan Thailand atas kum-pulan cerpen Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta. Buku kumpulan cerpen itu juga telah diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh The Lontar Foundation dengan judul The Barber (2002). Selain diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, beberapa cerpennya juga diterjemahkan ke bahasa Portugis. Sejumlah puisinya diter-jemahkan pula ke bahasa Arab dan Jerman. Edisi bahasa Inggris novelnya Tambo: Sebuah Pertemuan dikerjakan oleh Metafor Publishing.
            Hingga kini, selain tetap aktif menulis, Gus tf aktif pula mengikuti acara baca puisi dan pertemuan sastra. Semisal, di Forum Puisi Indonesia 1987 TIM, Istiqlal International Poetry Reading 1995, Pertemuan Sastrawan Indonesia di Bukittinggi, Pertemuan Sastrawan Nusantara di Kayutanam, dll. Aktivitasnya di bidang puisi juga mengantarkan sejumlah puisinya masuk ke dalam berbagai antologi, di antaranya Ketika Kata Ketika Warna, Dari Bumi Lada, Batu Beramal, dan Kebangkitan Nusan-tara. Oleh Korrie Layun Rampan, dengan 12 puisinya, sastrawan yang mengaku sebagai kolektor dan pekerja (sastra) yang sejak 2002 diajak Sapardi Djoko Damono bergabung dengan Jurnal Puisi ini termasuk salah satu yang "dinobatkan" sebagai pengarang Angkatan 2000 (Grasindo, 2000). Demikianlah, riwayat singkat Gus tf Sakai. Ia memang unik: sarjana peternakan tapi lebih enjoy mengasuh Jurnal Puisi. ***
Dimuat Horison/Kakilangit 135/Maret 2008

Berlangganan update artikel terbaru via email:

TULISAN TERPOPULER

CARI JUGA DI LABEL BAWAH INI

Antologi Cerpen (59) Antologi Esai (53) Penelitian/Kajian Sastra (43) Antologi Puisi (40) Cerita Anak (25) Penelitian/Kajian Bahasa (25) Sastra Jawa Modern (20) Sastra Indonesia-Jogja (14) Antologi Drama (13) Budi Darma (13) Ulasan Buku (13) Kritik Sastra (12) Proses Kreatif (12) Esai/Kritik Sastra (11) Pembelajaran Sastra (11) Kamus (10) Pedoman (10) Prosiding Seminar Ilmiah (9) Antologi Features (8) Cerita Rakyat (8) Mohammad Diponegoro (8) Jurnal (7) Membaca Sastra (7) Religiusitas Sastra (7) UU Bahasa (7) Antologi Artikel (5) Artikel Jurnal Internasional (5) Bahan Ajar (5) Kongres Bahasa (5) Nilai-Nilai Budaya (5) Bahasa/Sastra Daerah (4) R. Intojo (4) Seri Penyuluhan Bahasa (4) Sistem Kepengarangan (4) Telaah Dialogis Bakhtin (4) Ahmad Tohari (3) Antologi Biografi (3) Antologi Dongeng (3) Danarto (3) Ensiklopedia (3) Gus Tf Sakai (3) Konsep Nrimo dan Pasrah (3) Korrie Layun Rampan (3) Pascakolonial (3) Penghargaan Sastra (3) AA Navis (2) Antologi Macapat (2) Dinamika Sastra (2) Festival Kesenian (FKY) (2) Film/Televisi Indonesia (2) Glosarium (2) Kuntowijoyo (2) Majalah Remaja (2) Novel Polifonik (2) Pemasyarakatan Sastra (2) Sastra Jawa Pra-Merdeka (2) Seno Gumira Adjidarma (2) Telaah Intertekstual (2) Umar Kayam (2) Abstrak Penelitian (1) Artikel Jurnal (1) BIPA (1) Bahan Ajar BIPA (1) Budaya Literasi (1) Cermin Sastra (1) Ejaan Bahasa Jawa (1) Etika Jawa (1) FBMM (1) Gerson Poyk (1) Herry Lamongan (1) Iblis (1) Iwan Simatupang (1) Jajak MD (1) Jaring Komunikasi Sastra (1) Kaidah Estetika Sastra (1) Karier Tirto Suwondo (1) Karya Tonggak (1) Kebijakan (1) Motinggo Busye (1) Muhammad Ali (1) Muryalelana (1) Novel (1) Olenka; Budi Darma; Bakhtin (1) Posisi Teks Sastra (1) Puisi Tegalan (1) Putu Wijaya (1) Salah Asuhan (1) Sastra Balai Pustaka (1) Sastra Non-Balai Pustaka (1) Sastra dan Ekonomi Kreatif (1) Sastra dan Imajinasi (1) Sastra dan ORBA (1) Sastra dlm Gadjah Mada (1) Sejarah Sastra (1) Studi Ilmiah Sastra (1) Studi Sastra (1) Syamsuddin As-Sumatrani (1) Teater Modern (1) Telaah Model AJ Greimas (1) Telaah Model Levi-Strauss (1) Telaah Model Roland Barthes (1) Telaah Model Todorov (1) Telaah Model V Propp (1) Telaah Pragmatik (1) Telaah Sosiologis (1) Telaah Stilistika (1) Teori Sastra (1) Teori Takmilah (1) Turiyo Ragil Putra (1)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel